“ MARI MENGAJAK MEMBACA UNTUK MENULIS”
Karena membaca adalah kunci peradaban Islam
Pada umumnya guru
bahasa tidak mampu menghasilkan tulisan meskipun penguasaan tata bahasa
mereka bagus. Hal tersebut di sebabkan karena mereka belajar hanya
focus tentang “ Science of Writing “ dan bukan “ Art of writing “seni
dalam menulis.
Jika anda focus dalam kegiatan bahwa menulis itu
adalah science , maka hasilnya pekerjaan tersebut akan menghasilkan
kesulitan untuk memasuki hati para pembaca. Jika anda dapat memenangkan
tulisan anda ke hati pembaca, maka anda juga akan memenangkan tulisan
anda ke dalam pemikirannya, karena pada dasarnya sebagian besar dari
keputusan diambil berdasarkan perasaan bukan dengan pikiran. Tanya
diri anda kenapa ? sebagai salah satu contoh jika anda membeli sebuah
baju tertentu, sebagian besar akan menjawab “ Yahh …karena saya
menyukainya”
Meskipun demikian dalam bidang keislaman, pengetahuan
tentang keabsahan rujukan adalah hal yang terpenting dalam seni menulis.
Hari ini, kita banyak membuat tulisan, tetapi kurang ”persuasive” atau
meyakinkan. Jika kita membandingkan tulisan para ulama "salaf”, maka
kita akan menemukan tulisan kita memiliki isi yang kurang berbobot dan
argumentasi yang lemah. Faktanya hari ini banyak penulis muslim yang
terkenal, namun dalam tulisan mereka tidak melampirkan “ authenticity”
keaslian dan kebenaran rujukan atau kutipannya. Seorang penulis seperti
halnya dengan “manufacturing factory” (parbrik perusahaan produksi)
yang siap menyediakan pemikiran dan mengajak para pembaca untuk setuju
dengan anda.Para penulis mengajarkan orang lain untuk berfikir
bagaimana jalan pikiran meraka pada setiap kalimat yang dituangkan dalam
tulisan dari hasil pemikiran mereka. Beberapa contoh tulisan yang
menarik dan meyakinkan dapat berupa sebuah kopian dari iklan, fiksi,
ataukah sebuah buku petunjuk.
Seorang penulis memiliki kemampuan
untuk merubah cara berfikir seseorang, kebanyakan dari para
revolusionaries (perubah zaman) mengubah arah sebuah sejarah dengan
menulis. Beberapa contoh adalah sang revolusioner Hitler dan Karl marx
mereka mulai melalui menulis. Seorang penulis muslim mengajarkan orang
lain untuk berfikir berdasarkan petunjuk Al-Quran agar dengan keimanan
dan manhaj untuk menguatkan mereka untuk berpegang teguh nilai-nilai dan
ajaran islam. Jika anda membaca sejarah masa kejayaan islam, kita aka
menemukan penulis seperti Ibnu Taimiyah Rahimahullah, yang menulis
sekitar 35 halaman per hari. Contoh yang lainnya dalah Imam Nawawi
Rahimahullah dalam hidupnya yang singkat selama 46 tahun menghasilkan
karya yang sangat banyak, sehingga ketika kita ingin membaca semua
tulisannya membutuhkan waktu 10 tahun lamanya. Mereka adalah para
penulis.
Mereka semua adalah pembaca yang hebat, sehingga hasil tulisan mereka adalah hasil dari gairah membaca mereka yang tinggi.
Yang mengherangkan, tentang kemampuan luar biasa mereka untuk membaca
yang dimana pada zaman mereka tidak memiliki banyak percetakan atau
penerangan, bagaimana cara mereka mengatasi hal tersebut sehingga mereka
bisa menghasilkan tulisan sebanyak itu? Dan Jangan di lupa bahwa pada
zaman mereka belum di temukan alat listrik sampai mereka para pembaca
yang hebat tersebut meninggal. “ lalu bagaimanakah seseorang bisa
menjadi seorang penulis ? jawabannya adalah “ semakin banyak yang
engkau baca maka akan semakin banyak yang engkau tulis”. Bacaan anda
harus sepuluh kali lipat dari yang anda tulis, Ibnul Jawzi
Rahimahullah, menulis sekitar 2000 bab dan telah membaca sekitar 20.000
buku dalam kesehariannya belajar. Setiap penulis sukses memulai tulisan
mereka dengan karir sebagai pembaca.
Cara yang yang sangat
efektif untuk menghancurkan sebuah budaya adalah dengan menghancurkan
sumber bacaan mereka, sehingga dengan segera bangsa yang dimana meraka
sangat kurang membacanya, para penulis mereka akan berbalik ke budaya
yang lain. Ketika bangsa Mongol tidak puas dengan membunuh ribuan muslim
di bahdag, mereka kemudian membakar perpustakaan islam di bahdag. Ibnu
katsir mencatat bahwa asap dari hasil perpusatakaan yang di bakar
tersebut dapat di lihat dari ribuan kilometer jauhnya.
Hari
ini, gaya baru telah muncul dalam membaca, sehingga kita di masukkan
untuk membaca tulisan sampah. Bacaan sampah akan menghasilkan pemikiran
sampah, sehingga akan melahirkan generasi yang memiliki karakter
sampah. Hari ini dunia hiburan memasuki dunia penulisan; sehingga kita
melihat di pasaran buku Harry Potter, gaya hidup, Barbie, diet,
kecantikan, novel romantic dan banyak lagi jenis yang merusak. Buku-buku
tersebut terjual laris di bandingkan dengan buku yang membentuk ahlak.
Di sisi lain, kita sebagai komunitas muslim kehilangan gairah untuk
membaca. Pada kenyataanya kita akan menemukan jarang sekali seorang
muslim yang telah membaca ratusan buku, akar masalah yang sebenarnya
adalah sebagai sebuah komunitas kita gagal sebagai pembaca. Ratusan
ribu cetakan terjual dari seorang penulis amerika hanya menempatkan
dirinya sebagai kategori “ hanya penulis terbaik” tetapi seorang penulis
muslim yang mungkin hanya menjual beberapa ribu cetakan menempatkannya
pada posisi yang tinggi sebagai seorang “ Penulis yang sukses”. Oleh
karena itu yang kita butuhkan adalah banyak pembaca daripada penulis.
Nisaar Nadiadwala on Oct 16, 2014 in Blog, Education,Inspiration and
Spirituality, Islam ( terjemah dari Dzulqarnain bin Iskandar, depok
25/10 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar