Minggu, 14 Desember 2014

Wahai Ayah Bunda, Jangan mendelegasikan kewajiban mendidik anak anda kepada orang lain!



Wahai Ayah Bunda, Jangan mendelegasikan kewajiban mendidik  anak anda kepada orang lain!

Saya bertamu kerumah teman saya. Dia adalah seorang yang sangat kaya dan mempunyai anak yang kecil. Ketika kami sedang duduk, anaknya memberikan segelas air putih. Kemudian ayahnya berkata kepada anaknya “ Tidakkah kamu bisa memberi salam” dengan kening yang di kerutkan, sehingga sang anak pun dengan nada malu sambil mengomel “Assalamu Alaikum”.  Kemudian, saya meluruskan teman saya bahwa dia telah berbuat salah dengan memberikan penghinaan kepada anaknya. Seharusnya dia membaca sejarah Rasulullah Sallallahu Alyhi wasallam ketika dia dahulu mengajar anaknya, memberikan toleransi kepada kesalahannya dan membenarkan tanpa dengan kemarahan.
Sama halanya dengan keahlian yang lainnya, anda membutuhkan usaha untuk menumbuhkan seni dalam mendidik anak dengan ilmu, kasih sayang dan keceriaan. Jika anda ingin membangun sebuah kualitas  adab dan akhlak yang baik kepada anak anda, seperti  dermawan, bersifat lemah lembut, rajin beribadah dll, maka anda harus memiliki dahulu sifat tersebut dan mempraktekkan yang sama di depan anak anda untuk mengajarinya. InsyaAllah hasilnya akan lebih cepat dan menyejukkan mata. Sebuah kemarahan dan kemarahan seorang ayah tidak akan mengajarkan kepada anaknya untuk menjadi orang yang lemah lembut dan menyejukkan mata.  Meskipun anda mendiktekan pelajaran tersebut berulang kali kepada anak anda, namun di dalam hati kecilnya, sang anak akan menolak karena dia tidak melihat sifat itu ada pada ayahnya.

Jika seorang guru matematika tidak memperlihatkan cara menyelesaikan soal kepada muridnya tentu sang murid akan merasa kesulitan untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu sekolah yang terbaik itu tidak diukur berdasarkan  perlengkapan kelas yang baik, dekorasi dindingnya yang indah,  tapi pada dasarnya seberapa tinggi kasih sayang guru yang mengajar. Hal tersebut mirip dengan cara mendidik anak yang tidak di ukur berdasarkan kualitas makanan di meja makan, perabot rumah tangga yang mewah, namun anda harus menunjukkan nilai yang baik sebagai salah satu bentuk pengajaran. Jika anda ingin mengajarkan Matematika maka anda harus menguasai ilmu matematika. Jika anda ingin mengajarkan ahlak yang baik, maka anda harus terlebih dahulu memiliki ahlak tersebut.

Anak-anak seperti seorang kostumer. Mereka akan merespon tawaran anda jika mereka percaya kepada anda dan melihat presentasi anda menarik. Jika mengingat kembali sewaktu dahulu di sekolah, kebanyakan guru kesukaan kita adalah guru yang membuat pengajarannya mudah dan mengasyikkan.Pendidikan nilai untuk anak juga merupakan sebuah bagian dari seni komunukasi yang bijak. Hal yang terbesar yang membuat jauhnya jarak antara anak dan bapak adalah karena ketiadaan komunikasi. Seorang ayah tidak  berbicara lebih dari setengah jam kepada anaknya dalam sehari.

Anak-anak hari ini lebih banyak tuntutan dan kecerdasannya. Meskipun kecerdasan emosional mereka hilang karena dengan pengaruh besar dari  media teknologi informasi. Ketika orang tua hari ini konsentrasi hanya menyediakan pendidikan akademis dan kemewahan, maka kebutuhan emosional anak-anak pun terlupakan. Banyak orang tua gagal mengidentifikasi  masalah anaknya. Bahkan banyak yang tidak menyadari bahwa anaknya meminta perhatian emosional atau kasih sayang dari orang tuanya. Banyak orang  tua yang gagal  membaca bahasa emotional anaknya.

Keberhasilan pendidikan kepada anak bukan hanya berputar pada permasalahan mengatur jumlah pukulan atau kah biaya pendidikan untuk anak. Ataukah menyediakan mobil dan barang-barang bermerek kepada mereka, tapi keberhasilan pendidikan lebih kepada keberhasilan pendidikan akhlak seperti kebiasaan beramal sholeh dan manajemen diri dalam diri anak.

Anda harus mampu memberikan variasi dalam melakukan tarbiyah atau pendidikan kepada anak anda. Sebagai contoh  kesopanan dan cara anda memakai jilbab di tengah keluarga dan lingkungan teman.  Bisa juga cara penempatan anda dalam bertingkah laku dan berbicara kepada orang yang lain. Perlihatkan akhlak yang baik kepada orag tua anda dan keluarga.  Jika anda selalu menjaga kebersihan, maka kemungkinan anak anda juga akan melihat dan mengikuti kebisaan menjaga kebersihan tersebut .

Namun sebaliknya jika anda biasa bercampu baur dengan bukan mahram, sering memfitnah keluarga sendiri, tidak menjaga pendapatan dari uang yang haram, tidak mempunyai waktu untuk merawat orang tua, hasilnya anda menjadi citra buruk dalam mendidik anak. Hal yang terpenting bukan hanya anda memberikan pendidikan kepada  anak anda tapi yang penting adalah apakah melakukannya dengan baik atau tidak?  Jangan anda menyerahkan tanggung jawab penting ini kepada pembantu anda, orang tua anda, kepada sekolah, atau guru privat. Ini adalah tugas  anda sebagai orang tua, jika anda melakukannya dengan baik, mendidik anak itu mudah. Anda tidak mesti bekerja kepada anak anda. Namun kebaikan yang anda lakukan pada diri anda, hasilnya  akan anda lihat pada anak anda…!

(Translated by Dzulqarnain Iskandar, Depok 15 desember 2014 from  Nisaar   Nadiadwa1la on Nov 27, 2014)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar